Welcome

WELCOME TO GUSADE FREDDY KREASI BLOGSPOT


Laman ini saya manfaatkan sebagai ajang "unjuk seni" yaitu, salah satu cara saya untuk menunjukkan apresiasi terhadap kesenian, terutama aktivitas berkesenian di Bali. Sebagai manusia biasa, saya merasa bahwa saya tidak mungkin melepaskan diri dari seni. Saya tidak menyangka tiba-tiba timbul dorongan untuk melukis, sekali waktu timbul keinginan untuk membuat ukiran, patung, Pada kesempatan yang lain saya ingin bermain musik atau membaca karya sastra. Semua itu saya lakukan karena semata-mata tidak ingin membendung desakan yang datang dari dalam diri saya. Semua desakan itu saya biarkan mengalir hingga melahirkan karya. Saya tidak terlalu memikirkan nilai karya. Karena penilaian datangnya dari luar bukan dari diri saya sendiri. Karya yang sudah ada saya kumpulkan, saya ingin membagi apresiasi pada Anda sambil saya terus berkarya selama masih ada dorongan nurani seni pada diri saya.

11.9.10

JAGABAYA BALI

Kain poleng hitam- putih untuk jaga tanahmu
    Keris runcing luk tujuh  kabinawa
        Wajah sangar taksu api sang jaga baya
Siapa dijaga mengapa menjaga
hitam putih
namun tetap juga tipis jarak wibawa dengan keangkuhan
hitam lalu kuasa
putih hanya tinggal di mata
Aku semakin tidak paham mengapa matamu masih menikamnikam

Kain  loreng merah- hitam  antara arang dan bara
    Destar lancip pecalang menantang langit
        Musuh dari penjuru mata angin
            Dia hitam karena panas
                 dia merah nganga terluka
Di sini aku takkan menjaga
    Karena tanahku sudah arang di setiap sendi
         saudaraku sudah darah di setiap tiang
             Dewataku seputih  kapur sirih di setiap lirih
Kita hanya perlu mamakuh  kukuh bangunan hati

                                                                         Ida Bagus Darmasuta 2005
TANYAKU TIRTA EMPUL

Inikah air mata para bidadari
genangi kaki para dewa sembilan mata angin
untuk membasuh mala pendosa, pendosa? 

Berapa yang telah membasuh di sini,  pancuran purba?
Siapa kenali diri meruwat dengan airmu?

Inikah air mata sang Dewiku
Tetesi syair para kawi dalam pertapaan kata
demi menjaga jarak keindahan dari riuh dosa?

Sebait mestinya menjadi airmu
Kuteguk karena dahaga di belantara kota
Siapa lagi meneguk, kemudian pulang perciki darah keturunan?

                                                                                        Ida Bagus Darmasuta, 2005